Jaelangkung
Pengalamanku ini kualami ketika aku masih duduk dibangku SD sekitar
tahun 1960an, pada waktu itu permainan jaelangkung termasuk permainan
yang populer, maklum karena saat itu belum banyak permainan seperti
sekarang.Pada saat itu permainan jaelangkung dibuat setelah anak-anak
libur sekolah seusai ujian atau ulangan kenaikan kelas, dan biasanya
ditanyai masalah kelulusan atau kenaikan kelas.Jaelangkung dibuat dari
keranjang bambu (kreneng dlm.bhs.jawa),kemudian diberi kayu secara ber-
silang ditengah.Yang keatas untuk meletakkan kepalanya yang kekiri dan
kekanan untuk memasukkan lengan baju kiri dan kanan.dan yang kearah
depan diberi kapur tulis untuk menulis dipapan tulis ketika jaelangkung
sudah kemasukan roh.
Suatu malam aku dan teman-teman membuat permainan jaelangkung didekat
sebuah punden( tempat keramat ) dan kakakku yang bernama mas P menjadi
pawangnya.Demikianlah setelah semuanya sudah siap termasuk sesajinya
yang berupa makanan ringan/kue-kue, kemudian roh jaelangkung dipanggil
dengan membakar hio( dupa cina ) oleh kakak saya.Saya saat itu kebagian
memegang jaelangkung bersama teman saya R, tidak berapa lam kemudian
jaelangkung itu mengangguk-anggukdengan kasarnya dan pegangannya terasa
berat.Lalu ditanya oleh mas P namanya,dan dia menulis diatas papan
tulis dengan kasar pula kemudian jaelangkung itu minta pisang emas dan
minta minum air comberan.karena sudah larut malam tidak ada warung yang
buka sehingga tidak bisa dipenuhi dan jaelangkung itu mengamuk dengan
cara melonjak-lonjak,saya dan teman saya kewalahan memegangi dan akhir
nya pegangan saya saya lepaskan dan lari terbirit-birit pulang kerumah.
Sampai dirumah semalaman saya tidak bisa tidur dan esoknya bangun
kesiangan.
Pengalaman yang lain yaitu menimpa kakak saya mas B yang kesurupan
jaelangkung.Saat itu kakak saya mas P juga jadi pawang jaelangkung dan
membuat permainan jaelangkung dikamar yang angker dirumah tetangga.
Saya dan mas B jadi penonton, demikianlah jelangkung itu minta penonton
satu persatu menyanyi,ketika tiba giliran mas B disuruh menyanyi lagu
patah hatinya Rahmat Kartolo yang waktu itu populer mas B tidak mau.
Saya yang tidak bisa menyanyi buru-buru pulang takut kalau disuruh
menyanyi,sampai dirumah saya kemudian belajar.Tidak lama kemudian
terdengar tangisan anak yang kemudian terdengar pintu rumah digedor
begitu saya buka terlihat mas B menangis sambil menyeringai, saya lalu
memanggil ibu dan kemudian mas B ditidurkan dan ibu memanggil ustad di
kampung. Mas B saat itu masih menangis saja, setelah pak ustad datang
kemudian diberi minum air putih yang sudah dibacakan doa kemudian
ditanyai pak ustad,ketika ditanya namanya ternyata namanya bukan mas B
tapi nama yang asing.Kemudian ditanya, mas B kemana dijawab baru main
main dikuburan.lalu pak ustad minta supaya mas B disuruh pulang,dijawab
sebentar saya panggilkan,dan setelah tengkurap sebentar kemudian telen-
tang dan mas B sudah kembali,terbukti ketika ditanya bisa menjawab
dengan tepat.Oleh pak ustad kami sekeluarga kemudian dinasehati supaya
jangan main-main dengan jaelangkung karena bisa berbahaya.
Mulai saat itu setiap ada permainan jaelangkung aku selalu menghindar
atau kalau terpaksa aku selalu baca doa-doa yang diajarkan pak ustad.
Menurut kisah mas B ketika dia tidak mau disuruh menyanyi dibelakangnya
diikuti orang hitam yang tinggi besar, ketika dia pulang kerumah, orang
tersebut masih mengikuti dan mengajaknya jalan-jalan, karena dia takut
dia mau mengikuti dan digandeng orang itu dan anehnya ketika diajak
jalan-jalan dia bisa menembus tembok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar